Mendaki Gunung Merbabu Via Cunthel Kopeng
Jalur Cunthel
Adalah di kawasan Kopeng yang memiliki 1500-1700 MDPL ini memiliki dua jalur yaitu Basecamp Tekelan dan Basecamp Cunthel.Sekilas tentang Bascecamp Cunthel, merupakan basecamp kedua setelah Tekelan.Basecamp ini bisa ditempuh dengan motor ataupun kendaraan pribadi, bahkan pernah saya bertemu dengan bus ¾ yang masuk basecamp ini. Jadi ini cukup terjangkau dari berbagai arah untuk menuju basecamp ini.
Cukup luas untuk untuk parkir kendaraan pribadi ataupun sepeda motor yang sudah tersedia ruang tersendiri. Tarif untuk parkir adalah lima ribu untuk sepeda motor dan mobil limabelas ribu rupiah.Selain basecamp yang bersih, pemandangan untuk sunset juga tidak kalah bagusnya dengan latar belakang Gunung Andong di depan basecamp ini.
Untuk urusan perut, jangan khawatir karena di seberang jalan ada warung Pakde Tono yang sangat lezat masakannya. Dijamin tidak mahal deh untuk kantong para pendaki seperti saya. Warung ini juga melayani selama 24 jam. Tentunya menjadi daya tarik sendiri kepada mereka yang kemalaman jika rasa lapar itu menyiksa.
Sarana air dan toilet juga bersih baik di basecamp ataupun di warung pakde Tono, jadi jangan takut pula untuk kekuarangan air juga ya sobat.
Memasuki jalur pendakian, kita akan melintasi ladang petani dengan jalan yang sudah dibetonisasi hingga warung cendera mata di atas. Jalur yang lebar mempermudah pendaki untuk berjalan menyusuri jalur Cunthel ini. Pertama yang akan kita temukan adalah pos Bayangan satu, di sini ada shelter yang kokoh buat istirahat. Setelah berjalan kurang lebih setengah jam, kita akan bertemu dengan Pos bayangan dua. Ada mata air yang bisa diambil dari kotak air permanen yang tersedia.
Kurang lebih dua puluh menit kemudian kita akan bertemu dengan Pos 1. Di Pos 1 ini ditandai dengan papan dengan bertuliskan Pos 1 serta ada batu besar di sebelah baratnya. Cukup sejuk pos ini karena ditumbuhi dengan pohon lamtoro yang tinggi-tinggi sehingga lokasi ini menjadi teduh saat di siang hari.
Menuju pos 2 kita akan bertemu dengan pohon bambu kecil yang tumbuh di sisi kanan dan kiri jalur pendakian. Tidak terlalu banyak, namun pohon bambu ini cukup menjadi daya tertarik sendiri buat saya, unik dan tertata rapi. Kurang lebih Pos 2 kita tempuh 1 jam perjalanannya. Pos ini cukup luas dan teduh masih dengan pohon-pohon lamtoro yang besar. Oh ya pos 2 ini juga tersedia mata air di sebelah barat. Cukup menyusuri jalur setapak dan menurun. Hati – hati karena jalurnya cukup licin dan terletak di bibir tebing dengan rumput ilalang yang cukup tinggi.
Perjalanan menuju pos 3 cukup lama, kurang lebih 1,5 jam – 2 jam kita akan bertemu dengan pos ini. Pos 3 ini sangat luas dan bertanah lapang yang sangat memungkinkan untuk membangun tenda di sini. View Gunung Sindor Sumbing, Andong & Telomoyo serta Ungaran juga terlihat dari sini. Namun untuk saat saya menulis ini, kondisi pos 3 masih terasa dengan sisa kebakaran tahun lalu. Selain tumbuhan perdu yang dilalap si jago merah membuat tempat ini meranggas dan sangat panas jia siang hari. Namun disisi lain dari pos 3 ini justru kelihatan gagahnya merbabu tanpa pohon-pohon hijaunya. Bukan berarti senang denga meranggasnya merbabu, namun menurut saya pribadi setiap kejadian kebakaran pasti ada hikmah dibalik ini semua.
Cukup luas untuk untuk parkir kendaraan pribadi ataupun sepeda motor yang sudah tersedia ruang tersendiri. Tarif untuk parkir adalah lima ribu untuk sepeda motor dan mobil limabelas ribu rupiah.Selain basecamp yang bersih, pemandangan untuk sunset juga tidak kalah bagusnya dengan latar belakang Gunung Andong di depan basecamp ini.
Untuk urusan perut, jangan khawatir karena di seberang jalan ada warung Pakde Tono yang sangat lezat masakannya. Dijamin tidak mahal deh untuk kantong para pendaki seperti saya. Warung ini juga melayani selama 24 jam. Tentunya menjadi daya tarik sendiri kepada mereka yang kemalaman jika rasa lapar itu menyiksa.
Sarana air dan toilet juga bersih baik di basecamp ataupun di warung pakde Tono, jadi jangan takut pula untuk kekuarangan air juga ya sobat.
Memasuki jalur pendakian, kita akan melintasi ladang petani dengan jalan yang sudah dibetonisasi hingga warung cendera mata di atas. Jalur yang lebar mempermudah pendaki untuk berjalan menyusuri jalur Cunthel ini. Pertama yang akan kita temukan adalah pos Bayangan satu, di sini ada shelter yang kokoh buat istirahat. Setelah berjalan kurang lebih setengah jam, kita akan bertemu dengan Pos bayangan dua. Ada mata air yang bisa diambil dari kotak air permanen yang tersedia.
Kurang lebih dua puluh menit kemudian kita akan bertemu dengan Pos 1. Di Pos 1 ini ditandai dengan papan dengan bertuliskan Pos 1 serta ada batu besar di sebelah baratnya. Cukup sejuk pos ini karena ditumbuhi dengan pohon lamtoro yang tinggi-tinggi sehingga lokasi ini menjadi teduh saat di siang hari.
Menuju pos 2 kita akan bertemu dengan pohon bambu kecil yang tumbuh di sisi kanan dan kiri jalur pendakian. Tidak terlalu banyak, namun pohon bambu ini cukup menjadi daya tertarik sendiri buat saya, unik dan tertata rapi. Kurang lebih Pos 2 kita tempuh 1 jam perjalanannya. Pos ini cukup luas dan teduh masih dengan pohon-pohon lamtoro yang besar. Oh ya pos 2 ini juga tersedia mata air di sebelah barat. Cukup menyusuri jalur setapak dan menurun. Hati – hati karena jalurnya cukup licin dan terletak di bibir tebing dengan rumput ilalang yang cukup tinggi.
Perjalanan menuju pos 3 cukup lama, kurang lebih 1,5 jam – 2 jam kita akan bertemu dengan pos ini. Pos 3 ini sangat luas dan bertanah lapang yang sangat memungkinkan untuk membangun tenda di sini. View Gunung Sindor Sumbing, Andong & Telomoyo serta Ungaran juga terlihat dari sini. Namun untuk saat saya menulis ini, kondisi pos 3 masih terasa dengan sisa kebakaran tahun lalu. Selain tumbuhan perdu yang dilalap si jago merah membuat tempat ini meranggas dan sangat panas jia siang hari. Namun disisi lain dari pos 3 ini justru kelihatan gagahnya merbabu tanpa pohon-pohon hijaunya. Bukan berarti senang denga meranggasnya merbabu, namun menurut saya pribadi setiap kejadian kebakaran pasti ada hikmah dibalik ini semua.
Pos 3
Menuju pos 4 yaitu Puncak Tower.
Ditempuh kurang lebih dua jam perjalanan dari pos 3, jalur menanjak membuat
pendaki sering berhenti untuk mengambil nafas. Dan pemandangan di belakang yang
selalu menggoda sesekali pendaki mengabadikan gunung – gunung yang melihatkan
pesonanya di siang hari. Serta lampu-lampu yang cantik di sekitar gunung
Merbabu di malam harinya.
Pos 4 ini menjadi tempat camp
favorit buat para pendaki, termasuk saya hehehe. Spot yang menawan di pagi hari
dengan sunrisenya, juga bisa memandak ketiga puncak merbabu di sebelah selatan
yaitu Puncak Syarif, Puncak Kenteng Songo dan Puncak Trianggulasi. Selain itu
di pos 4 ini juga bisa melihat sunset di senja harinya dengan latar belakang
gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Malam harinya pada saat tidak bulan purnama
dan langit cerah, kita juga bisa lihat gugusan bintang yang sangat cantik
dengan milkywaynya.
Menuju ke puncak gunung Merbabu
dari pos 4 ini bisa ditempuh kurang lebih 1,5 jam. Diawali dengan jalan yang
menurun hingga bertemu dengan pertigaan yang merupakan pertemuan dari jalur
Wekas. Sebelah kiri merupakan kawah mati gunung Merbabu yang terkadang sesekali
masih bau dengan belerangnya. Pohon cantigi yang rimbun menjadi pemandangan
sepanjang jalan menuju puncaknya. Di Puncak Geger Sapi ini jalur ke puncak terbagi
menjadi dua, yakni jalur biasa dan jalur mata air. Melalui jalur akan mendapati
tanjakan yang lumayan tajam dan berbatu dengan pemandangan yang tidak kalah
cantik. Jalur ini akan berujung di pertigaan yang merupakan jalur menuju puncak
Syarif dan jalur ke Kenteng Songo dan Trianggulasi. Sementara jalur mata air
ini berada di sebelah kanan puncak Geger Sapi, mata air sangat jernih meskipun
musim kemarau mata air ini tetap mengalir. Akan bertemu dengan jalur biasa di
depan puncak Ondo Rantai dengan melewati sabana kecil dengan tanjakan yang
lumayan tajam.
Menuju ke Puncak Kenteng Songo dan
Puncak Trianggulasi kita akan bertemu dengan Jembatan Setan.Tidak seseram yang
dibayangkan Jembatan Setan ini. Pijakan jembatan ini sekitar 30 CM dengan
menempel di tebing sepajang 10-15 meter panjangnya. Kemudian setelah melewati
Jembatan Setan ini akan dihadapkan dengan tanjakan yang kemiringannya hampir 90
derajat, batu batu yang agak labil dan bekas longsoran membuat pendaki harus
ekstra hati-hati untuk menaiki tanjakan ini.
Sesaat kemudian kita akan bertemu
dengan puncak Kenteng Songo yang ditandai dengan beberapa Watu Lumpang di
puncak ini. Sebelah barat juga puncak Trianggulasi tidak jauh dari Puncak
Kenteng Songo. Dari kedua puncak ini kita akan bisa melihat cantiknya gunung
Merapi yang tidak pernah ingkar janji dan gunung Sindoro Sumbing di sebelah
barat. Di sebelah utara kita akan melihat Gunung Andong, Telomoyo, Gunung
Gajah, Gunung Ungaran dan agak kejauhan terkadang terlihat juga Gunung Muria.
Di sebelah timur kita akan meliha Gunung lawu yang terlihat seperti raut wajah
yang sedang tidur.
Dari puncak ini pula jalur Selo
terlihat Sabana 1, sabana 2 dan sabana 3 yang terlihat eksotis. Sementara di
sebelah barat ada Sabana Puncak Suwanting dan jalur Grenden yang tidak kalah
cantiknya. Sebelah utara akan nampak jalur pendakian dari Cunthel dan Tekelan
dengan view yang seperti lekukan badan yang sangat sexy, terkadang sebelah
tower ada lukisan alam yang seperti bunga mawar yang sangat menawan.
Dan semoga tulisan ini menjadi bermanfaat buat para pembaca. Aamiinn