Gunung Sumbing Lewat Kaliangkrik Magelang
Gunung Sumbing merupakan salah satu yang menjadi daya tarik tersendiri buat dikunjungi. Selain mempunyai pemandangan yang bagus, namun gunung Sumbing ini juga memiliki jalur pendakian yang rata-rata menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki.. Gunung Sumbing sendiri memiliki ketinggian 3371 MDPL. Tertinggi ke dua setelah gunung Slamet. Gunung Sumbing ini terbagi dari berbagai kabupaten, yakni Temanggung, Wonosobo dan Magelang dan memiliki basecamp, antara lain:
- Base camp Garung. Basecamp ini terletak di sisi Utara Gunung Sumbing yang berlokasi di Wonosobo.
- Base camp Posong. Terletak di perbatasan Temanggung dan Wonosobo
- Base camp Bawongso. Berlokasi di sebelah Barat atau Barat Daya gunung sumbing ini menjadi jalur Sun Set bagi para pendaki.
- Jalur Banaran. Bertolak belakang dengan Bawongso, jalur banaran ini terletak di sebelah timur atau east route nya pendakian gunung Sumbing yang berlokasi di Temanggung. Sun rise yang cantik juga ditawarkan di sini. bisa baca juga di http://www.mountlover.com/2019/03/gunung-sumbing-east-route-banaran.html
- Jalur base camp Kaliangkrik. Ada dua jalur di Kaliangkrik ini yakni lewat Butuh dan Mangli yang akhir nya ke dua jalur ini bertemu sebelum pos 3.
Terletak di sebelah Selatan gunung Sumbing ini, Jalur Kaliangkrik via Butuh kali ini yang akan kami kisahkan kepada para pembaca.
Dusun Kaliangkrik sendiri terletak di sebelah Barat kota Magelang kurang lebih 15-20 Km. Menuju perkampungannya kita akan bertemu pasar Kaliangkrik dan setelah itu maju kurang lebih 2 km kita belok kanan. Jalan mulai menanjak ke arah kampung ini dan sudah ada petunjuk untuk menuju ke basecamp Butuh. Mendekati basecamp Butuh, jalan semakin menanjak dan bagi para pengendara motor lebih baik tidak berboncengan jika sudah dekat dengan basecamp menghidari kejadian yang tidak diinginkan tentunya.
Basecamp Butuh sendiri sebenarnya punya bapak Kepala Dusun yang sangat baik. Rumah yang bersih dan tempat parkir yang cukup luas juga ditawarkan di basecamp Butuh ini. Kami sarankan para pendaki, akan lebih enak mendaki di jalur ini pada siang hari sehingga untuk menikmati keeksotisan jalur ini bisa lebih lama. Belum lagi kita akan bertemu dengan sungai yang memiliki air jernih rasanya kita akan semakin betah untuk berlama-lama di jalur ini.
Perjalanan kami dari basecamp kita mulai, yang pertama menuju pos 1. Kita akan dihadapkan dengan eskalator tak berjalan atau anak tangga batu yang tersusun sangat rapi. Menuju pos 1 ini kita membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam lamanya. Melintasi ladang petani yang sesekali berpapasan dengan gaya bahasa yang sopan mereka menyapa kami sepanjang perjalanan. Bahkan terkadang ada juga yang iseng-iseng menawarkan makan bersama di ladangnya. Kalau saya sendiri biasanya kalau ada tanaman sayuran pasti saya memintanya untuk bekal masak disaat camp nanti, hehehehe. Pos satu ini cukup luas untuk menampung beberapa tenda dan sebelumnya juga ada pipa mata air untuk mengisi perbekalan minum kita.
Menuju pos 2 jalur masih berupa anak tangga, kurang lebih 1 jam kita akan sampai di pos 2 dengan melewati hutan pohon pinus atau pohon cemara yang tumbuh subur di lereng gunung Sumbing ini. Ada rasa tersendiri saat sepoi angin menerpa daun-daun cemara yang menimbulkan cirikhas bunyi tersendiri, sehingga ada rasa damai yang menghilangkan rasa jenuh di dunia kerja ataupun sekolah juga perkuliahan. Cukup luas pos 2 ini dan sangat sejuk untuk beristirahat di sini.
Menuju pos 3 jalur pendakian sangat bersahabat sepanjang jalur yang datar dan sesekali menurun ini juga menyuguhkan pemandangan kota Magelang yang terlihat jelas sekali. Panorama lampu pijar di malam haripun tidak kalah cantiknya seolah - olah menjadi kunang-kunang yang mengerdipkan lampunya dan kian kemari menunjukkan keanggunannya. Pos 3 ini tidak cukup luas seperti pos 2, hanya untuk beberapa tenda yang di sekililingnya tumbuh subur hutan lamtoro. Ada beberapa anak sungai yang kita lintasi, jadi harus hati hati juga saat menyeberangi sungai ini, kondisi yang miring terkadang memudahkan terpeleset.
Masih dengan hutan lamtoro namun kondisi jalan sudah mulai menanjak, terkadang tidak jarang pula untuk sedikit merangkak untuk sampai ke pos 4 ini. Gunung Merbabu dan Merapi selalu membayangi dibelakang perjalanan kami. Sebagai obat lelah terkadang sesekali kita duduk sambil menikmati bekal perjalanan. Apalagi kalau pas untung kabut tipis dan batas cakrawala yang menyejukkan mata kita. Pesona Kaliangkrik ini tidak akan habis untuk dibidik kamera di setiap sudutnya. Pos 4 ini berujung pada pohon lamtoro tunggal yang sekarang tinggal kenangan karena setelah kebakaran beberapa waktu yang lalu. Cukup luas untuk mendirikan tenda, akan tetapi kondisi yang miring dan lahan yang terbuka sedikit ekstrim jika terjadi badai. Tetapi jangan tanya pemandangannya ya hehehehhe
Di ujung pendakian kita akan melihat Puncak Sejati Kaliangkrik. Kurang lebih 1,5 jam. Perjalanan yang cukup terjal untuk menggapai puncak ini. Batu-batu besar yang kokoh ini seolah menggambarkan betapa kokonya gunung Sumbing ini. Berjalan memutar terlebih dahulu sekitar 10 menit. Puncak Kaliangkrik ditandai dengan Papan Puncak Sejati. Namun jika masih ada ekstra tenaga bisa juga turun ke Telaga banjaran dan akan bertemu jalur dari Banaran Temanggung. Selain itu akan bertemu dengan makam di kawah gunung Sumbing. Ke arah barat akan menyusuri sabana dan bisa menuju Puncak Rajawali dan Puncak Buntu
Estimasi Waktu Pendakian Gunung Sumbing Via Butuh, Kaliangkrik
Basecamp - Pos 1 : 2 Jam
Pos 1 - Pos 2 : 1 Jam
Pos 2 - Pos 3 : 1 Jam
Pos 3 - Pos 4 : 2 Jam
Pos 4 - Puncak Kaliangkrik : 1,5 Jam
Pos 4 - Puncak Rajawali : 2 Jam
Pos 4 - Puncak Kawah : 2,5 Jam
Puncak Kawah - Kawah Segara Wedi : 15 Menit