Pengalaman Serunya Menapaki Raung nya Jawa Tengah
Jalur Naga |
Tingginya tidak seberapa, 1602 Meter Di atas Permukaan Air Laut (MDPL), Gunung Muria terletak di tiga wilayah yaitu, Kudus, Jepara dan Pati. Gunung ini memiliki banyak puncak, namun yang sering menjadi tempat untuk para pencari mistik dan pesugihan ada di Puncak songolikur (29), Puncak Natas Angin, Puncak Rogo Jembangan dan Puncak Argowiloso.
Puncak Natas Angin adalah yang salah satu memiliki pemandangan yang bagus, perjalanan dimulai dari Desa Rahtawu, Terletak di pinggir jalan menuju pusat desa Rahtawu, yang mana di sungai yang mengalir jernih dari pegunungan Muria. Sungai ini menjadi salah satu irigasi sepanjang tahun yang tidak pernah kering untuk mengairi ladang dan sawah masyarakat Kudus.
Memasuki pintu gerbang pendakian kita akan disambut dengan ladang petani, dari berbagai macam tanaman dan sayuran. Semakin ke atas kita akan beretemu dengan hutan jati yang mulai berkurang jumlahnya, yang setiap saat terjadi pembalakan liar yang tidak diiringi dengan reboisasinya. Apalagi kalau pada saat musim kemarau gunung muria puncak Natas Angin ini sangat panas dan meranggas.
Sekitar 1 jam perjalanan dari basecamp kita akan bertemu dengan sungai kecil yang memiliki mata air jernih, biasanya digunakan para pendaki untuk mencuci muka dan mengambil air untuk bekal perjalanan. Ada beberapa pos sebelum kita sampai di pemakaman. Medan pendakian tidak terlalu terjal dan dibuat zig zag jadi mempermudah para pendaki untuk mendaki di gunung ini. Namun sebelum kita sampai di pemakaman jalur pendakian sudah mulai terasa dengan kemiringan 60 derajat cukup menguras tenaga untuk sampai di tempat pemakaman. Sebelum pemakaman ada mata air abadi yang jernih dan menjadi mata air terakhir sebelum kita summit ke Puncak Natas Anginnya.
Di pemakaman ini kita akan bertemu dengan beberapa warung makan yang menjajakan makanannya, cukup murah dan pas untuk kantong para peziarah dan para pendaki. Satu kali makan dan lauk pauk serta air minum tidak sampai Rp. 20.000. cukup murah kannn. Suasana makan yang sedikit mistik membuat hawa daerah makam ini sedikit seram, belum lagi dengan bau kemenyan yang menyengat menambah suasana yang sedikit seram.
Komplek Pemakaman |
Dari pemakaman kita akan summit, diawalai dengan jalan yang menurun, dengan ladang pohon pisang yang tidak beraturan, kemudian jalan mulai menanjak dan kita akan bertemu beberapa makam di jalur ini yang masih kental dengan aura mistiknya. Keluar dari jalur hutan kita akan bertemu jalan setapak di bibir jurang dengan kemiringan 80-90 derajat. Jalur inilah yang disebut Jalur Naga, ada yang menyebut Ondo Rante dan adapulan yang menyebut Raungnya Jawa Tengah.
Medan yang terjal namun masih rimbun dengan ilalang liar sebagai pegangan tangan saat summit. Sebelah kanan dengan jurang terjal dan sebelah kiri masih dengan hutan yang lebat. Cukup menguji adrenalin kita bila kita naik pada malam hari, jika kurang hati hati kita bisa salah jalur dan masuk ke jurang, karena ini satu-satunya jalur yang bisa kita lewati. Di jalur ini ada beberapa tempat mendirikan tenda dengan view kota Kudus dengan nuansa biru nya.
Jalur Pendakian dengan rumput liar |
Kurang lebih 1 jam kita akan meniti jalur ini, kita akan sampai di puncak Natas Angin. Puncak ini sangat luas ada ada beberapa spot yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda. Spot pertama dengan view kota Kudus, Pati, Rembang dan Jepara dan yang spot kedua adalah petilasan Soekarno. Dimana lokasi ini ada sebuah Goa yang konon dulu merupakan tempat pertapa Presiden RI pertama yaitu Presiden Soekarno.
Goa ini cukup nyaman buat istirahat, cukup untuk 4-6 orang dengan view kota Jepara dengan lautnya yang kemilauan pada saat senja hari. Puncak Natas Angin ini juga menyuguhkan sun rise yang sangat indah yang muncul dari bali Puncak Songolikur (29). Golden sun rise pun terasa indah dengan sedikit cerita berbau mistik Gunung Muria 1602 MDPL
Golden Sun Rise Puncak Natas Angin |
Pendakian Gunung Muria akan ramai pada malam satu Syuro, jadi semua jalur akan full dengan pendakian dan siap-siap bererbut tempat untuk mendirikan tenda. Namun kalau hari-hari biasa jalur tidak seramai seperti gunung-gunung tinggi di Jawa Tengah
Keren gan...
BalasHapusTerimakasih bang dan thanks untuk kunjungan blogger saya, semoga bermanfaat aamiin
Hapushehehe terimaksih bang
BalasHapus