Menggapai Atap Gunung Semeru
Melintas Sabana di Gunung Semeru |
Untuk ketiga kalinya bisa mengunjungi Gunung Semeru rasanya tidak pernah bosan dengan apa yang disuguhkannya. Selalu ada perbedaan yang membuat saya atau pendaki lain tidak bosan untuk pergi ke semeru. Yang membedakan adalah karena saat ini sudah sistem online sehingga kita harus pintar-pintar mengatur jadwal keberangkatan serta selalu update quota pendakian pada hari dan tanggal yang sudah ditentukan.
Perjalanan kami kali ini termasuk sangat banyak karena kami ber24 dari berbagai kota, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bengkulu dan termasuk satu tamu saya dari Philipina. Bukan open trip namun kami hanya share cost untuk perjalanan kami dari basecamp tumpang di tempat Abah Arsy sebagai tempat MEPO nya.
Kebetulan karena faktor keterlambatan kereta akhirnya kami pun agak terburu-buru untuk mengejar pendaftaran ulang di Ranupani. Pukul 13:00 kami start dari Basecamp Rindu Alam, dengan 3 armada jeepnya abah Arsy rombongan kami segera bergegas menuju ke basecamp, akhirnya kami registrasi dengan terburu-buru mengingat pukul 16:00 WIB pendakian ditutup. Setelah selesai registrasi ulang kami dikumpulkan di sebuah ruangan untuk di breafing tentang pendakian gunung Semeru serta penjelasan peraturan-peraturannya. Kurang lebih setengah jam akhirnya selesai penjelasaannya tersebut.
Akhirnya kami berkumpul dan berdo'a sebelum memulai perjalanan kami menuju Ranukumbolo. Pintu gerbang sudah menunggu kami untuk berpose dan mengabadikan momen. Beruntung cuaca cerah dan sedikit panorama sunset mengiringi perjalanan kami pada malam itu. Karena medan yang lebih banyak yang datar dan sesekali naik kami tidak terlalu banyak mengeluarkan keringat, namun karena jalan yang panjang itulah yang membuat tungkai kaki ini serasa ingin segera sampai di Ranukumbolo untuk segera mendirikan tenda buat bermalam waktu itu.
Kurang lebih 5 jam perjalanan kami sampai di Ranukumbolo dan kami segera membangun tenda dengan kelompok masing - masing yang sudah terbagi di awal. Pada saat itu memang musim liburan yang akhirnya di Ranukumbolo juga sudah berdiri puluhan tenda yang akhirnya kami mendapat agak lebih atas dan jauh dari bibir danaunya. Akhirnya malam itu kami bisa istirahat dengan tenang dengan kemilau bintang yang bertaburan malam itu. Meski sesekali masih mendengar canda dan tawa dari tenda-tenda yang lain yang masih terjaga. Suara binatang malampun juga ikut menghiasi dinginnya malam itu di Ranukumbolo dengan suhu 6 derajat waktu itu.
Ranukumbolo |
Pagi harinya kami menikmati keindahan Ranukumbolo dengan kabut tipisnya. dan sesekali mentari menyembulkan wajahnya diantara kilau Ranukumbolo. Tidak sebulat telur namun paling tidak momen pagi itu menjadi pengalaman yang indah buat saya dan teman-teman.
Sesaat kemudian kami mengisi asupan makanan dan berkemas-kemas untuk melanjutkan perjalanan kami ke Kalimati. Pukul 07:30 dimulai perjalanan kami ke Kalimati. Tanjakan Cinta yang pertama kali menjadi tanjakan pertama bagi kami. Meski tidak tajam jalannya namun pemandangan yang indahlah yang membuat kami sering berhenti. Oro oro ombo dan Cemoro Sewu menjadi bagian satu paket untuk menikmati keindahan sabananya yang waktu itu berwarna kepirangan. Setelah perjalanan yang cukup melelahkan sampai juga kami di Kalimati pada pukul 11:30.
Akhirnya tim kami berbagi ada yang membangun tenda, memasak dan mengambil air di sumber mani hingga akhirnya semua terselesaikan dan kita makan siang bersama waktu itu pada pukul 14:00 siang. Perut yang kenyang dengan udara yang dingin siang itu mengajak mata kami untuk segera dipejamkan. Mimpi indah siang itu harus berakhir manakala waktu sudah menujukkan jam 5 sore. Kembali ke kerja tim kembali untuk berbagi tugas untuk persiapan makan malam kami. Menu sore itu sayur sop, tempe goreng serta lauk pauk lain yang variatif yang mengenyangkan kami malam itu.
Canda tawa kami tidak terlalu banyak malam itu, mengingat perjuangan terakhir untuk menuju atap Jawa masih harus dilakukan malam itu. Kami sengaja istirahat lebih awal supaya bisa bangun lebih awal. Pukul 23:00 WIB kami bangun tidur untuk persiapan summit kami. Kurang lebih satu jam persiapan dan tepat pukul 00:00 WIB kami memulai perjalanan summit kami.
Tujuan kami pertama adalah di Cemoro Tunggal di batas vegetasi. Disini kami istirahat cukup lama dan mengisi amunisi sebelum melanjutkan summit kami. Pukul 02:00 kami melanjutkan perjalanan kami kembali menggapai atap Pulau Jawa ini. Medan yang kami tempuh memang benar-benar butuh perjuangan yang tinggi. Medan berpasir yang cukup tebal membuat setiap pijakan akan lebih sulit dengan medan berbatu. Di tengah -tengah perjalananpun tidak jarang pula kami tertidur meski hanya beberapa menit dengan melawan rasa kantuk yang semakin jadi.
Jalur Summit |
Pukul 04:30 akhirnya kami sampai di Puncak Semeru atau Jonggring Saloka yang merupakan puncaknya para dewa katanya hehehehe. Dengan suhu 1 derajat celsius kami akhirnya tidak berani berlama-lama dipuncak untuk menanti sunrise. Akhirnya kami kembali ke bawah di tepi tepi tebing sambil menyalakan kompor untuk menghangatkan tangan. Angin juga cukup kencang waktu itu hingga jaket, kaos tangan yang tebalpun masih menusuk dinginnya sampai pori pori.
Akhirnya sunrise pun nampak meski saat itu malu malu tidak sempurna dan kamipun segera bergegas ke puncak kembali dan sinar matahari perlahan-lahan menghangatkan tubuh kami. Meski angin masih berhembus kencang kami tetap menunggu kemucunculan desisan Semeru setiap 15 menit sekali.
Puncak Mahameru Jonggring Saloko |
Kurang lebih 1 - 2 jam kami berada di puncak Mahameru Jonggring Saloka. Pukul 7 pagi kami turun menuju ke Kalimati. Perjalanan turun kami sangat cepat seperti main perosotan di pasir pasir yang empuk meski sesekali ada batu-batu yang tajam juga hehehe. Sejenak kamipun istirahat di Cemoro Tunggal lagi atau batas vegetasi yang mana di sana ada beberapa tugu tempat wafatnya beberapa orang pendaki dan kami sempatkan pula berdoa untuk para al marhum.
Kami sampai di Kalimati pada pukul 09:00, dan kamipun menyiapkan makanan buat makan siang selanjutnya. Beruntung kami memiliki tim yang solid waktu itu hingga sebelum pukul 11 pun kita sudah siap untuk melanjutkan perjalanan turun ke ranu pani. Karena ada teman yang sakit kakinya waktu itu akhirnya kami pun tidak bisa bersama-sama saat sampai di Ranupani, karena beberapa orang harus mengambil KTP sebelum jam 5 sore. Namun akhirnya semua terkendali dan kami pun akhirnya sudah di tunggu oleh Abah Arsy dengan 3 armadanya untuk kembali ke Pasar Tumpang.
Namun akhirnya kami sangat bersyukur bisa mengatarkan teman-teman kami sampai puncak Mahameru terutama sama Mr. Edward yang jauh jauh datang ke Indonesia untuk bisa menggapai puncak Mahameru. Meski tidak semua sampai puncak paling tidak mereka puas dengan keindahan pegunungan Semeru. Terimakasih atas kerjasama yang baiknya teman-teman dan salam kompak selalu. Aamiin
Mantap bang
BalasHapusTerimakasih SENJAKU... mohon masukan buat perbaikan
Hapus