Lihat Sabana Gunung Ungaran via Perantunan, Kalian Bakal Balik Lagi Kesini...
Mengupas perjalananku kali ini sedikit berbeda rasanya. Ada satu kesempatan yang sebenarnya akan saya rindukan untuk kembali lagi untuk ke sekian kalinya. Berangkat dari rasa jenuh dan kecemasan saya waktu itu dimana pekerjaan menumpuk dan ketakutan untuk mengikuti program Kemendikbud tidak ada jeda, finally tanpa wacana tiba-tiba mengajak teman saya Kak Riyan langsung gas ke Gunung Ungaran via Perantunan, Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Berangkat sudah siang dari kediaman Demak, sampailah kami di basecamp pada pukul 16:00 WIB. Biar tidak kerja dua kali, langsung daftar untuk pendakian dan segera menempatkan motor ke parkiran yang sudah tersedia. Weekday kali itu basecamp nampak ramai dengan kegiatan perkemahan dari salah satu SDIT dari kota Temanggung sejumlah 100 siswa dengan guru pendampingnya. Ramainya sore itu mengantarkan saya ke sebuah mushola untuk kami tunaikan sholat ashar sebelum pendakian. Kok banyak cewek dan ustazah di mushola itu, eh gak taunya didatangi pak ustad dan mengatakan jika kami salah masuk mushola. Malu kan rasanya sambil dipandangi mereka-mereka yang mengasingkan kami dan sedikit senyum yang terpaksa.
Alhamdulillah bisa jamaah dengan pak ustadnya dengan siswa laki-lakinya dan tiba-tiba ada beberapa siswa menceletuk, mau mendaki ya om. Ku jawab iya dik, salam pramuka, merekapun serentak menjawabnya.
Perjalanan kami mulai kira-kira pukul 5 sore, senja yang merona sore itu nampak indah, sementara burung-burung masih berkicau di ranting-ranting pinus kembali ke sarang untuk ke peraduan malamnya. Semilir angin senja itu membawa kaki berjalan hingga tidak terasa sudah sampai pos1. Ada pintu gerbang yang menyambut kami dengan ramahnya. Jalan masih bersahabat, ada beberapa bagian yang datar diantara lebatnya hutan gunung Ungaran di sebelah selatan.
Pintu Gerbang Perantunan |
Kurang lebih 3 jam kami berjalan, saat kami sampai di Puncak Bondolan malam baru saja beranjak dari adzan Isyak. Sementara di belakang kami lampu kota Ambarawa dan sekitarnya terlihat sedikit suram karena hembusan kabut yang cukup mendinginkan keringat kami. Berburu jaket, lalu mendirikan tenda untuk segera membaringkan tubuh yang cukup letih dalam perjalanan tadi.
"Sabanamu merayuku untuk kembali lagi dan lagi"
Adzan subuh terdengar dari sekitar desa Bandungan. Kamipun segera bergegas bangun dan mengambil tayamum lalu menunaikan sholat subuh. Membasahi kerongkongan kami dengan sejuknya air di dalam botol yang seperti keluar dari kulkas. Lantas kami mulai melangkah untuk summit ke Puncak Botak.
Disambut hamparan ilalang yang semakin menguning kami berjalan. Sesekali embun di ujung ilalang menyapa kami tanpa suara. Memberikan perhatian dari ujung-ujungnya melalui embun bening di pagi itu. Jalur pendakian yang dibuat berkelok semakin membuat pemandangan cantik sabana di gunung Ungaran via Perantunan ini. Seolah sabananya memberikan pesona tersendiri, melambaikan daun-daunnya untuk bercumbu bersama alam.
Kabutnya Aestetik kan guyys |
Moment cantik lagi kami dapatkan saat mentari mulai memerah di ufuk timur. Tersenyum menyapa kami diantara ranting kering yang meranggas. Aku bergegas tersenyum kepadanya, menyambutnya dengan senang, melambaikan jemariku untuk sedikit meraup hangatnya mentari pagi itu. Meski sesaat, tetap cantik untuk dilihat. Pengabadian moment tentu tidak lupa sebagai bekal cerita di sini. Hehehehe.
Menuju Puncak Botak sebenarnya tidak terlalu sulit, akan tetapi view yang cantik membuat perjalanan kami cukup lama, hampir dua jam kami sampai di puncaknya. Kabut sebagian gunung Ungaran yang menyapa kami membuat tidak semua nampak indah, tetapi kami tetap bersyukur karena kami diberikan kemudahan dan keselamatan sampai di puncak.
Moment yang random, kadang berkabut kadang cerah membuat kami harus pinter-pinter mengabadikan moment. Beruntung semua berjalan lancar tanpa terkendala dan bersyukur kepada Allah SWT lah yang kami panjatkan bisa berkunjung untuk melihat sabana cantik gunung Ungaran via Perantunan.
Begitu sampai di camp area, memasak seadanya untuk berbekal turun bersama sedikit camilan yang masih tersisa. Nampaknya cuaca yang cerah membuat kami bergegas untuk mengemas tenda dan kembali turun. Tidak lupa mengabadikan setiap moment juga tentunya.
Kira-kira dapat endors gak ya hehehe |
Perjalanan turun yang cukup singkat dipertemukan dengan anak-anak pramuka, memberikan semangat puncak lima menit lagi eh mereka percaya begitu saja. Tidak apalah yang penting alam tidak akan pernah bohong dengan keindahannya. Perantunan membawaku kembali untuk bercumbu dengan keindahan sabananya gunung Ungaran.
Salam Pramuka Adek-Adek, Semangat 5 menit lagi sampai puncak |
Keren dan jalurnya bersahabat
BalasHapusia bang jalur yang rekomended bagi siapapun yang ingin mencobanya
Hapus